Home » » BELAJAR DARI PENGALAMAN (bagian II)

BELAJAR DARI PENGALAMAN (bagian II)

Written By Syarikat Islam Indonesia (SMD) on Jumat, 25 Januari 2013 | 01.19

Inilah hidup yang sadar dan sempurna karena mendapat bimbingan petunjuk dari Alloh. Karena taat kepada hukum dan syari’at-Nya. Orang yang duduk dalam kehidupan Ma’any itu, tidak lagi mengenal sakit dan sukar, berat dan susah, takut dan was-was, melainkan semuanya itu akan menjadi jembatan menuju kesempurnaan hidup dibawah rahmat dan karunia Alloh SWT.

Firman Alloh SWT :
“kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih cepat bearbuat kebaikan dengan ijin Alloh. Yang demikian itu adalah karena karunia yang amat besar”. (Qs.35:32)

Hidup kita berlalu dengan waktu, dan sedetik waktu yang kita lewatkan tak pernah akan kembali. Waktu-waktu yang  kita lalui harus punya nilai, nilai yang dimaksudkan: apakah waktu itu dipergunakan untuk mengabdi kepada Alloh dan berpahala dengan kebaikan. Atau waktu itu dipergunakan untuk kemaksiatan dan dosa dihadapan Alloh SWT, atau waktu nol tak berarti.

Dalam persoalan inilah,orang yang hidup dengan sadar akan arti kehidupannya akan selaluberhitung dengan waktu yang dilewatkannya.sehingga Alloh berfirman: 

“demi waktu.sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.kecuali oarng-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”.  (Qs.103:1-3)

Dengan waktu, banyak orang yang merugi dan dengan waktu itu pula sedikit sekali orang yang beruntung karena mereka tidak pandai dalam mempergunakan waktunya, semboyan orang-orang beriman “waktu itu adalah ibadah”, hidup untuk ibadah.

Marilah masing-masing diri untuk menghisab dan berhitung dengan waktu yang sudah dilewatkan dan waktu yang akan datang, hitunglah umur kita kurang lebih rata-rata 60 tahun-an. Bagi laki-laki dikurangi waktu sebelum ‘aqil baligh 15 tahun dan sisanya berarti 45 tahun. Kemudian hitung waktu tidur rata-rata pada umumnya 8 jam dalam satu hari. Dikalikan 45 tahun sama dengan 15 tahun sisa 30 tahun. Waktu bekerja 8 jam per hari dalam 30 tahun sisanya 15 tahun. Waktu lain-lain kurang lebih dan kebanyakan lebih dari 5-6 jam per hari sama dengan 10 tahun sehingga sisa waktu hidup kita kurang lebih tinggal 5 tahun lagi. Lalu kapan solat kita, jihad, dakwah, tugas-tugas ilahiyah dan ibadah ? sementara waktu yang kita lewatkan sudah habis dengan tidur 15 tahun. Kerja 15 tahun, bicara (ngobrol) 10 tahun lain-lain tak terhitung. Benarlah Alloh berfirman dalam surat al-ashr, bahwa kebanyakan manusia merugi dalam mempergunakan waktunya.

Rosululloh bersabda :
“tahukah kamu,siapakah orang yang jatuh pailit itu(merugi) ?m .para sahabat menjawab: “orang yang jatuh pailit ialah orang yang tidak mempunyai uang dan tidak mempunyai harta.Rosul menjawab : “sesungguhnya orang yang jatuh pailit dari ummatku ialah orang yang dihari qiamat datang dengan membawa pahala sholat,pahala shoum dan zakat,disamping itu ia telah mencaci maki ini,menuduh ini,dan memukul ini,maka ia menerima keburukannya dari ini dan dari kebaikannya,apabila kebaikan itu habis sebelum selesai memenuhi tuntutan orang-orang yang mempunyai hak,maka diambilah kesalahan-kesalahan orang tersebut kemudian dilemparkan kepadanya,kemudian dilemparkan kedalam neraka”.(HR.Muslim dari Abi Hurairah)

Tidak ada seorangpun dalam usahanya ingin mengalami kerugian apalagi mengalami kebangkrutan. Orang yang dalam hidupnya di dunia tidak mempunyai harta dan uang serta mengalami kerugian dalam usahanya(niaga). Itu belum termasuk orang yang jatuh pailit, sebab masih ada tempat dan lapangan untuk ma’isyah dan berusaha. Tetapi orang yang jatuh pailit (rugi) ialah orang yang dikala hidupnya ahli sholat, shoum, zakat, haji dan segala macam amal kebaikan, disamping itu pula ia juga melakukan amal-amal jelek seperti mencaci maki orang lain, menuduh dan memakan harta orang lain tanpa hak dan sebagainya.

Orang yang semacam ini dihari kiamat akan dihisab antara amal kebaikan dengan amal kejelekannya sampai pahala kebaikan itu sudah habis, padahal orang yang menuntut haknya karena merasa dirugikan didunia masih banyak,maka habislah pahala kebaikannya tinggallah sisa kejelekannya berupa dosa, dan dilemparkan kedalam neraka seperti dalam hadits diatas.

Perhatikan firman Alloh SWT :
“apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab diantara mereka pada hari itu,dan tidak ada pula mereka saling bertanya.barang siapa yang berat timbangannya(kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang mendapatkeberuntungan. Dan barang siapa yang ringan timbangannya,maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri,mereka kekal didalam neraka jahanam.muka mereka dibakar api neraka,dan mereka didalam neraka itu dalam keadaan cacat”.(Qs.23 : 101-104)

Maka jelaslah dari ayat diatas, bahwa orang yang berat timbangan kebaikan ia akan memperoleh keberuntungan dan orang yang ringan timbangannya, ia akan memperoleh kerugian dan mereka kekal didalam neraka jahanam.

Sebagai jalan keluar (way out) dari kesulitan ini, kita harus merencanakan hidup yang lebih baik dengan mengejar nilai-nilai keutamaan yang tinggi disisi Alloh, mardhotillah adalah satu-satunya alternatif bagi hamba Alloh dengan penuh pengabdian dan mengisi waktu dengan ibadah dan memperoleh pahala kebaikan selama hidupnya.

Firman Alloh SWT :
“katakanlah : sesungguhnya sholatku,.ibadahku,hidupku,dan matiku hanyalah untuk Alloh,Robb semesta alam,tiada sekutu bagi-Nya,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri(kepada Alloh)”. (Qs.6 : 16-163)

“dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang(pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan daripada malam.sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk.itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.dan bersabarlah,karena sesungguhnya Allohtiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”.(Qs.11 :114-115)

Jihad adalah bagian daripada nilai ibadah yang tertinggi nilainya disisi Alloh, untuk menghapus nilai-nilai kejelekan (syayyi’at).

Firman Alloh SWT :
“orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Alloh dengan harta benda dan diri mereka,adalah lebih tinggi derajatnya disisi Alloh,dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (Qs 9:20)

Renungkanlah kawan….!!!!
(by.kholil)
Share this article :

Posting Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

POSTINGAN TERBARU