Inilah
hidup yang sadar dan sempurna karena mendapat bimbingan petunjuk dari Alloh.
Karena taat kepada hukum dan syari’at-Nya. Orang yang duduk dalam kehidupan
Ma’any itu, tidak lagi mengenal sakit dan sukar, berat dan susah, takut dan
was-was, melainkan semuanya itu akan menjadi jembatan menuju kesempurnaan hidup
dibawah rahmat dan karunia Alloh SWT.
Firman
Alloh SWT :
“kemudian kitab
itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami,
lalu diantara ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada
yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih cepat bearbuat
kebaikan dengan ijin Alloh. Yang demikian itu adalah karena karunia yang amat
besar”. (Qs.35:32)
Hidup
kita berlalu dengan waktu, dan sedetik waktu yang kita lewatkan tak pernah akan
kembali. Waktu-waktu yang kita lalui
harus punya nilai, nilai yang dimaksudkan: apakah waktu itu dipergunakan untuk
mengabdi kepada Alloh dan berpahala dengan kebaikan. Atau waktu itu
dipergunakan untuk kemaksiatan dan dosa dihadapan Alloh SWT, atau waktu nol tak
berarti.
Dalam
persoalan inilah,orang yang hidup dengan sadar akan arti kehidupannya akan
selaluberhitung dengan waktu yang dilewatkannya.sehingga Alloh berfirman:
“demi waktu.sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian.kecuali oarng-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”.
(Qs.103:1-3)
Dengan
waktu, banyak orang yang merugi dan dengan waktu itu pula sedikit sekali orang
yang beruntung karena mereka tidak pandai dalam mempergunakan waktunya, semboyan
orang-orang beriman “waktu itu adalah ibadah”, hidup untuk ibadah.
Marilah
masing-masing diri untuk menghisab dan berhitung dengan waktu yang sudah dilewatkan
dan waktu yang akan datang, hitunglah umur kita kurang lebih rata-rata 60 tahun-an.
Bagi laki-laki dikurangi waktu sebelum ‘aqil
baligh 15 tahun dan sisanya berarti 45 tahun. Kemudian hitung waktu tidur
rata-rata pada umumnya 8 jam dalam satu hari. Dikalikan 45 tahun sama dengan 15
tahun sisa 30 tahun. Waktu bekerja 8 jam per hari dalam 30 tahun sisanya 15
tahun. Waktu lain-lain kurang lebih dan kebanyakan lebih dari 5-6 jam per hari
sama dengan 10 tahun sehingga sisa waktu hidup kita kurang lebih tinggal 5
tahun lagi. Lalu kapan solat kita, jihad, dakwah, tugas-tugas ilahiyah dan
ibadah ? sementara waktu yang kita lewatkan sudah habis dengan tidur 15 tahun.
Kerja 15 tahun, bicara (ngobrol) 10 tahun lain-lain tak terhitung. Benarlah Alloh
berfirman dalam surat al-ashr, bahwa kebanyakan manusia merugi dalam
mempergunakan waktunya.
Rosululloh
bersabda :
“tahukah
kamu,siapakah orang yang jatuh pailit itu(merugi) ?m .para sahabat menjawab:
“orang yang jatuh pailit ialah orang yang tidak mempunyai uang dan tidak
mempunyai harta.Rosul menjawab : “sesungguhnya orang yang jatuh pailit dari
ummatku ialah orang yang dihari qiamat datang dengan membawa pahala
sholat,pahala shoum dan zakat,disamping itu ia telah mencaci maki ini,menuduh
ini,dan memukul ini,maka ia menerima keburukannya dari ini dan dari kebaikannya,apabila
kebaikan itu habis sebelum selesai memenuhi tuntutan orang-orang yang mempunyai
hak,maka diambilah kesalahan-kesalahan orang tersebut kemudian dilemparkan
kepadanya,kemudian dilemparkan kedalam neraka”.(HR.Muslim dari
Abi Hurairah)
Tidak
ada seorangpun dalam usahanya ingin mengalami kerugian apalagi mengalami
kebangkrutan. Orang yang dalam hidupnya di dunia tidak mempunyai harta dan uang
serta mengalami kerugian dalam usahanya(niaga). Itu belum termasuk orang yang
jatuh pailit, sebab masih ada tempat dan lapangan untuk ma’isyah dan berusaha. Tetapi orang yang jatuh pailit (rugi) ialah
orang yang dikala hidupnya ahli sholat, shoum, zakat, haji dan segala macam
amal kebaikan, disamping itu pula ia juga melakukan amal-amal jelek seperti
mencaci maki orang lain, menuduh dan memakan harta orang lain tanpa hak dan
sebagainya.
Orang
yang semacam ini dihari kiamat akan dihisab antara amal kebaikan dengan amal
kejelekannya sampai pahala kebaikan itu sudah habis, padahal orang yang
menuntut haknya karena merasa dirugikan didunia masih banyak,maka habislah
pahala kebaikannya tinggallah sisa kejelekannya berupa dosa, dan dilemparkan
kedalam neraka seperti dalam hadits diatas.
Perhatikan
firman Alloh SWT :
“apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab diantara mereka pada
hari itu,dan tidak ada pula mereka saling bertanya.barang siapa yang berat
timbangannya(kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang
mendapatkeberuntungan. Dan barang siapa yang ringan timbangannya,maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri,mereka kekal didalam neraka
jahanam.muka mereka dibakar api neraka,dan mereka didalam neraka itu dalam
keadaan cacat”.(Qs.23 : 101-104)
Maka
jelaslah dari ayat diatas, bahwa orang yang berat timbangan kebaikan ia akan memperoleh
keberuntungan dan orang yang ringan timbangannya, ia akan memperoleh kerugian
dan mereka kekal didalam neraka jahanam.
Sebagai
jalan keluar (way out) dari kesulitan ini, kita harus merencanakan hidup yang
lebih baik dengan mengejar nilai-nilai keutamaan yang tinggi disisi Alloh, mardhotillah adalah satu-satunya alternatif bagi hamba Alloh dengan penuh
pengabdian dan mengisi waktu dengan ibadah dan memperoleh pahala kebaikan
selama hidupnya.
Firman
Alloh SWT :
“katakanlah :
sesungguhnya sholatku,.ibadahku,hidupku,dan matiku hanyalah untuk Alloh,Robb
semesta alam,tiada sekutu bagi-Nya,dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri(kepada
Alloh)”. (Qs.6 : 16-163)
“dan dirikanlah
sholat itu pada kedua tepi siang(pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan
daripada malam.sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus
(dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk.itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat”.dan bersabarlah,karena sesungguhnya Allohtiada menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat kebaikan”.(Qs.11 :114-115)
Jihad
adalah bagian daripada nilai ibadah yang tertinggi nilainya disisi Alloh, untuk
menghapus nilai-nilai kejelekan (syayyi’at).
Firman
Alloh SWT :
“orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Alloh dengan harta benda dan
diri mereka,adalah lebih tinggi derajatnya disisi Alloh,dan itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan”. (Qs 9:20)
Renungkanlah
kawan….!!!!
(by.kholil)
Posting Komentar
بسم الله الرحمن الرحيم