Setelah Si menetapkan dan mempertegas politik
hijrahnya, yang berarti tidak ada kerja sama dan tidak ada garis taat kepada
pemerintah Belanda, maka pihak pemerintah segera menyambutnya dengan tindakan-tindakan
keras dan tegas, mereka keluarkan peratutan-peraturan yang sangat ketat,
sehingga mempersempit ruang gerak SI.
Memang demikianlah resiko daripada sikap hijrah
sebagaimana yang pernah dialami oleh Muhammad Rosululloh SAW. Beliau dengan sikap
hijrahnya telah mendapat perlakuan kasar dan kejam yang penuh dengan sikap
permusuhan dari pihak pemerintahan
Quraisy. Beliau dengan para Shohabatnya dicari-cari, dikecam, difitnah,
diancam diitimidasi, diblokade, diusir
bahkan direncanakan untuk dibunuh. Tapi Alloh telah menyelamatkannya dan
memenangkannya atas orang-orang kafir itu, karena memang hijrah adalah strategi
Alloh untuk menyelamatkan dan memenangkan Rosululooh beserta Ummatnya dalam
berjuang menegakkan al-Haq.
Melihat tindakan pemerintah Belanda yang makin
keras terhadap SI akibat dari sikap politik hijrahnya ini, maka beberapa tokoh
SI dinataranya Sukiman dan Wali al-Fatah serta beberapa orang pemimpin
Muhammadiyyah termasuk ketua umumnya , KH Mas Mansur bersama-sama mengusulkan
kepada pimpinan SI agar merobah politik Hijrahnya, karena menurut pendapat
mereka bahwa politik semacam itu merupakan suatu langkah taktis saja dan bukan
suatu prinsip yang tidak bisa di robah.
Mereka melihat politik hijrah seperti yang
dilaksanakan oleh Si terlalu bersifat ketat dan kaku, sehingga menjadi
penghambat perjuangan partai sendiri, karena tidak memungkan penyesuaian dengan
situasi. Disamping itu orang-orang ini mengusulkan kepada SI agar partai ini
membatasi diri pada bidang politik saja dan mempercayakan aspek-aspek sosial
dan endidikan pada organisasi lain dalam rangka pergerakan kebangsaan yang
memenag didirikan untuk mengahadpa bidang itu. Mereka juga meminta agar
tindakan disiplin terhadap Muhammadiyyah yang telah dialkukan oleh Si pada
tahun 1927 itu dicabut kembali (dibatalkan).
Posting Komentar
بسم الله الرحمن الرحيم