Home » » Menyimpangnya Beberapa Tokoh SI dari garis Hijrah

Menyimpangnya Beberapa Tokoh SI dari garis Hijrah

Written By Syarikat Islam Indonesia (SMD) on Sabtu, 26 Januari 2013 | 23.10

Setelah Si menetapkan dan mempertegas politik hijrahnya, yang berarti tidak ada kerja sama dan tidak ada garis taat kepada pemerintah Belanda, maka pihak pemerintah segera menyambutnya dengan tindakan-tindakan keras dan tegas, mereka keluarkan peratutan-peraturan yang sangat ketat, sehingga mempersempit ruang gerak SI.

Memang demikianlah resiko daripada sikap hijrah sebagaimana yang pernah dialami oleh Muhammad Rosululloh SAW. Beliau dengan sikap hijrahnya telah mendapat perlakuan kasar dan kejam yang penuh dengan sikap permusuhan dari pihak pemerintahan  Quraisy. Beliau dengan para Shohabatnya dicari-cari, dikecam, difitnah, diancam diitimidasi,  diblokade, diusir bahkan direncanakan untuk dibunuh. Tapi Alloh telah menyelamatkannya dan memenangkannya atas orang-orang kafir itu, karena memang hijrah adalah strategi Alloh untuk menyelamatkan dan memenangkan Rosululooh beserta Ummatnya dalam berjuang menegakkan al-Haq.

Melihat tindakan pemerintah Belanda yang makin keras terhadap SI akibat dari sikap politik hijrahnya ini, maka beberapa tokoh SI dinataranya Sukiman dan Wali al-Fatah serta beberapa orang pemimpin Muhammadiyyah termasuk ketua umumnya , KH Mas Mansur bersama-sama mengusulkan kepada pimpinan SI agar merobah politik Hijrahnya, karena menurut pendapat mereka bahwa politik semacam itu merupakan suatu langkah taktis saja dan bukan suatu prinsip yang tidak bisa di robah.
Mereka melihat politik hijrah seperti yang dilaksanakan oleh Si terlalu bersifat ketat dan kaku, sehingga menjadi penghambat perjuangan partai sendiri, karena tidak memungkan penyesuaian dengan situasi. Disamping itu orang-orang ini mengusulkan kepada SI agar partai ini membatasi diri pada bidang politik saja dan mempercayakan aspek-aspek sosial dan endidikan pada organisasi lain dalam rangka pergerakan kebangsaan yang memenag didirikan untuk mengahadpa bidang itu. Mereka juga meminta agar tindakan disiplin terhadap Muhammadiyyah yang telah dialkukan oleh Si pada tahun 1927 itu dicabut kembali (dibatalkan).
Share this article :

Posting Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

POSTINGAN TERBARU