Setelah
HOS Cokroaminoto bergabung kedalam SDI, beliau mencoba menyusun sebuah anggaran
dasar organisasi yang dapat diberlakukan di seluruh Indonesia, dengan tidak
memerhatikan persyaratan dari residen Surakarta yang gigih menghambat
perkembangan organisasi tersebut, beliau mengemukakan gagasan untuk membentuk
Pan-Islamisme, artinya membentuk dunia Islam (Kholifatullah Filardhi). Untuk
merealisasikan gagasan ini, beliau membagi tahapan-tahapan perjuangan sebagai
berikut:
- Kemerdekaan Indonesia (mengusir pihak penjajah dari bumi Indonesia)
- Kemerdekaan Islam di Indonesia, artinya islam sebagai satu-satunya system yang Haq bisa berlaku di Indonesia dengan sempurna dan dilindungi oleh kekuasaan (Negara Islam Indonesia)
- Kemerdekaan Islam di seluruh dunia, artinya membentuk kholifah fil Ardhi –struktur pemerintahan yang memberlakukan hukum Islam sebagai penjabaran dari Mulkiyah Allah (kerajaan Allah) di permukaan bumi.
Langkah
selanjutnya dari gerakan tersebut, maka pada tanggal 11 nopember 1912, SDI
diganti dengan nama Syarikat Islam (SI), yang orientasinya bukan sekedar
masalah ekonomi saja, melainkan sudah mencakup pada seluruh aspek kehidupan
untuk diwarnai dengan corak Islam saja.
Dalam kongres SI pertama di
Surabaya tahun 1913 telah diutuskan untuk membentuk cabang-cabangnya di seluruh
tanah air, yang dibagi kedalam tiga wilayah yaitu: wilayah jawa barat (meliputi
sumatra dan pulau sekitarya), jawa tengah (meliputi kalimantan) jawa
timur(meliputi sulawesi, bali, lombok dan sumbawa).
Kemudian pada tahun-tahun
berikutnya bergabung pula beberapa tokoh Islam lainnya seperti Raden Gunawan
dari Sumatra selatan, Abdl Moeis dari bkit tinggi dan lain-lainnya. Inilah
tokoh-tokoh yang banyak berperan aktif pada tahun-tahun awal sejak berdirinya
SI.
HOS Cokroaminoto lahir di Bakur, Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882 dari keluarga yang taat kepada Islam, beliau pernah belajar di sekolah administrasi pemerintahan serta mengikuti kursus dalam soal teknik mesin. Kepribadian beliau menampilkan sikap tidak pernah kompromi terhadap pihak koloial belanda. Sikap beliau yang tegas terhadap orang-orang kafir ini dibuktikan ketika beliau dipanggil pemerintah belanda untuk menghadap, dengan langkah tegap dan menampilkan sikap ksatria dihadapan orang belanda. Tidak seperti sikap orang-orang pribumi pada umumnya yang apabila menghadap belanda harus duduk di lantai, tidak boleh duduk di kursi serta dilarang memakai alas kaki. Cokroaminoto menyadari hal itu, yakni suatu penghnaan terhadap bangsa Indonesia yang mayoritas Islam oleh pihak belanda yang nasrani.
HOS Cokroaminoto lahir di Bakur, Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882 dari keluarga yang taat kepada Islam, beliau pernah belajar di sekolah administrasi pemerintahan serta mengikuti kursus dalam soal teknik mesin. Kepribadian beliau menampilkan sikap tidak pernah kompromi terhadap pihak koloial belanda. Sikap beliau yang tegas terhadap orang-orang kafir ini dibuktikan ketika beliau dipanggil pemerintah belanda untuk menghadap, dengan langkah tegap dan menampilkan sikap ksatria dihadapan orang belanda. Tidak seperti sikap orang-orang pribumi pada umumnya yang apabila menghadap belanda harus duduk di lantai, tidak boleh duduk di kursi serta dilarang memakai alas kaki. Cokroaminoto menyadari hal itu, yakni suatu penghnaan terhadap bangsa Indonesia yang mayoritas Islam oleh pihak belanda yang nasrani.
Kira-kira
lima tahun pertama sejak HOS Cokroaminoto bertindak sebagai ketua, dia banyak
menymbangkan pikiran dan gagasan demi kemajuan SI. Dalam anggaran dasar yang
beliau susun, banyak mewarnai kehidupan SI berikutnya. Sehingga dalam anggaran
dasaryapun SI menekankan dan mencerminkan pelaksanaan ajaran Islam secara
Kaffah, mencakup semua aspek keidupan, baik berupa pemahaman akidah Islam,
ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pemerintahan menurut tuntunan al-Quran
dan sunah Rasul.
Untuk
merealisasikan gagasan membentuk dunia Islam ini, HOS Cokroaminoto mempersiakan
kader-kader militan yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berjiwa
progresif . diantaranya Ir. Soekarno, semaun dan Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Soekarno diharapkan dapat menghimpun dan mengelola kaum
intelektual serta cendekiawan dalam satu wadah dan satu arah perjuangan
menentang penjajah. Semaun diharapkan untuk menyadarkan masyarakat awam akan
pentingnya kemerekaan sekaligus melibatkannya dalam perjuangan menentang sistem
penjajahan. Sementara SM Kartosuwiryo ditugaskan untuk memengaruhi para ulama
dan para kiyai sekaligus diajak bersama-sama bejuang menegakkan al-Islam
menjadi satu-satunya sistem hidup yang berlaku di Indonesia. Meski akhirnya
kedua kader pertama yaitu Soekarno dan Semaun, beberapa tahun kemudian
menyimpang dari garis SI lalu membentuk wadah baru yang tidak berdasarkan
Islam.
Selama
dibawah kepemimnan HOS Cokroaminoto, SI mengalami kemajuan yang sangat pesat
terutama pada periode 1916-1921, dan 1921- 1927. ini terbukti dengan berdirinya
cabang-cabang SI di seluruh daerah hingga mencapai 135 cabang, didukng oleh
jutaan anggota, sampai akhirnya kegemilangan SI mulai menurun pada
periode-periode berikutnya, dengan terjdadinya perselisihan pendapat dalam
intern pimpinan yang berakibat munculnya berbagai partai dan organisasi lain
yang tidak sejalan dengan SI.
By Kholil
Posting Komentar
بسم الله الرحمن الرحيم