Dalam
al-Qur’an ada menyatakan manusia itu adalah makhluq yang brkeluh kesah bila
mendapatkan keseusahan dan kikir bila mendapatkan karunia berupa harta.
19. Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.20. apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah,21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
Al-Qur’an
Surat al-Ma’arij (70):19-21
Di
ayat lain al-Qur’an menerangkan bahwa manusia itu adalah makhluk yang berbahaya
dan manusia itu seperti binatang, bahkan lebih sesat daripada binatang.
179. dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai. Al-Qur’an Surat al-‘Arof(7):179
Dalam
ayat yang lain dinyatakan pula bahwa manusia adalah makhluk yang terbaik
susunannya. (QS ath-Thin :4); makhluk yang di ciptakan untuk beribadah
(adz-Dzariyat: 56) dan makhluk yang berguna seta baik.
Kedua
pernyataan Alloh dalam al-Qur’an itu tampaknya seperti bertentangan, tetapi
sebagaimana persoalan di atas, masalahnya terletak pada; kapan manusia itu
merupakan makhluk yang berbahaya dan kapan pula ia merupakan makhluk yang
bermanfaat?
Sebagaimana
halnya gabah di atas, sesungguhnya manusia terancam hidupnya bila ia tidak
lepas dari ari-arinya, tidak ditanggalkan tembuihnya. Slama ari-ari berhubungan
dengan tubuhnya dan tidak di putuskan, selama itu pula tidak bisa hidup dengan
wajar dan selanjutnya manusia akan menjadi binatang jalang, makhluk yang
brbahaya “kal-‘An’am”, seperti binatang bila manusia tidak mau menenggalkan
difat kbinatangannya. Manusia yang tidak mau memanusiakan kebinatangannya akan
lebih buas dari pada binatang itu sndiri. Dan oleh karena itu ia perlu di
bersihkan dengan jalan “ditumbuk”, di bersihkan dengan keikhlassan, menjadi
manusia yang dibersihkan gerak tindaknya dengan iman, berada di bawah asuhan
Agama.
by. Kholil
Posting Komentar
بسم الله الرحمن الرحيم