Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. (QS 61:4, Ash Shaff)
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Lima-R atau Lima-S adalah
merupakan langkah-langkah praktis didalam melakukan perbaikan aktivitas
organisasi dengan pendekatan budaya kerja yang: ringkas (seiri), rapi (seiton),
resik (seiso), rawat (seiketsu) dan rajin (shitsuke). Lima R berasal dari
Jepang yang diadopsi oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Budaya kerja
Lima-R dapat diterapkan dalam aktivitas organisasi Islam, tentu saja dengan
melakukan penyesuaian dan modifikasi seperlunya.
Tujuan dari penerapan Lima-R
adalah untuk melakukan perbaikan kondisi aktivitas dan perubahan budaya kerja
yang positif. Biasanya ditandai dengan aktivitas pemilahan, penataan,
pembersihan, pemantapan dan pembiasaan kerja yang ringkas, rapi, rawat, resik
dan rajin. Dengan penerapan Lima-R diharapkan dapat diperoleh manfaat:
a.
Lima-R atau Lima-S Peningkatan produktivitas.
b.
Perbaikan mutu aktivitas.
c.
Keamanan dan kenyamanan setiap Pengurus dalam
bekerja.
d.
Partisipasi pengurus dan anggota dalam
beraktivitas.
e.
Kepuasan pelanggan.
f.
Peningkatan kreativitas, ide dan pelayanan
organisasi.
PENERAPAN LIMA-R
Dalam melakukan penerapan Lima-R
di lingkungan organisasi Islam diperlukan langkah bertahap dengan melibatkan
segenap sumber daya. Dituntut partisipasi anggota organisasi secara penuh untuk
mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan penerapan ini. Untuk sosialisasi
Lima-R kepada Pengurus dan anggota dapat dilakukan dengan himbauan, aturan,
sangsi, pemasangan slogan-slogan, penghargaan dan lain sebagainya. Adapun
penjelasan masing-masing komponen Lima-R tersebut adalah sebagai berikut:
- Ringkas (Seiri)
Melakukan tindakan untuk
memperingkas lingkungan dan sistim kerja dengan melakukan pengelompokan,
pembuangan dan penyimpanan yang tepat. Semua itu dimaksudkan agar komponen atau
unit pendukung kerja tidak berserakan, mengurangi penumpukan stock, penghematan
biaya, sederhana (simple), mudah dilacak dan tidak memerlukan ruang yang lebih
besar dari semestinya.
Pengelompokan dilakukan
berdasarkan frekuensi penggunaan dan penyimpanan yang tepat. Sesuatu atau
barang-barang yang tersisa atau tidak diperlukan dapat dipindahkan pada lokasi
yang terpisah dan dicatat, sehingga bilamana diperlukan dapat diperoleh
kembali. Bilamana perlu didukung dengan document filing system yang baik.
Dalam membuang sesuatu atau
barang-barang yang tidak diperlukan harus hati-hati untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Karena itu hendaklah diperjelas maksud dan sasaran
pembuangan, tanggungjawab dan pencatatan pembuangan serta dilengkapi dengan
pemberian label. Untuk itu dibuat standard pembuangan sesuatu atau
barang-barang yang tidak diperlukan dan pelatihan bagi personil yang menangani.
Tidak boleh dilupakan adalah instruksi atau ijin dari atasan sebagai pengawas
pembuangan.
Bilamana sesuatu atau
barang-barang tersebut tidak dibuang tetapi akan disimpan, maka diperhatikan
lokasi penyimpanan, jumlah yang harus disimpan, cara menyimpan dan tempat
penyimpanannya. Dokumentasi penyimpanan perlu dilakukan untuk memudahkan
pelacakan, diberi tanda yang jelas serta ada personil penanggungjawabnya.
- Rapi (Seiton)
Penataan sarana dan prasarana
organisasi. Dengan mendisain tempat kerja dan tempat penyimpanan untuk
meminimalkan waktu atau usaha, meningkatkan efisiensi dan menghadirkan kondisi
yang lebih baik. Selain itu juga menghindari pemborosan ruangan serta
mempertemukan arus proses kerja masing-masing bagian. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi, penghematan waktu, serta memberi kemudahan maupun
keamanan dalam bekerja.
Untuk melakukan penataan yang
rapi dapat dilakukan dengan membuat uji coba yang diterapkan dan dievaluasi.
Selanjutnya dilakukan usaha-usaha perbaikan yang berkelanjutan berdasarkan
pertimbangan efek yang dihasilkan. Pada akhirnya dijadikan standard dalam
penataan yang rapi.
- Resik (Seiso)
Melaksanakan gerakan bersih dan
pemeriksaan rutin kebersihan untuk menghilangkan kotoran dan penyebabnya serta
menjaga agar kondisi lingkungan kerja tetap bersih dan optimal. Pembersihan
secara menyeluruh, insya Allah, dapat meningkatkan efisiensi, mencegah
kecelakaan kerja serta menghindari terjadinya kerusakan maupun ketidak sesuaian
lainnya.
Sebagaimana langkah kerapian,
langkah kebersihan juga dapat dilakukan dengan membuat uji coba yang dijadikan
sebagai suatu contoh. Mula-mula disusun rencana lalu diikuti pelaksanaan
pembersihan dan pemberian tanda atau label, bilamana perlu pemasangan
slogan-slogan kebersihan. Hasil uji coba dianalisa dampaknya, dilakukan
perbaikan dan pada akhirnya disusun standard kebersihan maupun cara-cara
pembersihannya. Sehingga kebersihan yang merupakan bagian dari iman dapat kita
amalkan sebagai sesuau yang menyenangkan.
- Rawat (Seiketsu)
Perawatan sarana dan prasarana
kerja untuk memelihara atau menjaga agar selalu tetap bersih dan terhindar dari
permasalahan teknis yang tidak perlu. Perawatan yang baik akan membuat ruang
kerja dan peralatan kerja menjadi bersih, indah, sehat dan menyenangkan; tidak
kotor dan penuh debu. Dengan perawatan dapat menghemat biaya, menambah umur
pakai (life time), membuat siap untuk dipakai dan terkendali dengan baik.
Untuk melaksanakan perawatan diperlukan
program yang tersusun dengan baik. Artinya memiliki standard perawatan, jadwal
pemakaian, jadwal perawatan, teknik pemeriksaan/pengujian dan metode
pembersihan. Tindakan yang diperlukan diantaranya adalah membersihkan,
melindungi dan menjaga agar tidak rusak dan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
- Rajin (Shitsuke)
Rajin bekerja dan menata dengan
ringkas, rapi, menjaga kebersihan dan melakukan perawatan dengan baik. Menjaga
agar Lima-R berlangsung secara berkelanjutan, sehingga budaya kerja yang
efisien, tertib dan mengurangi timbulnya kesalahan melalui disiplin pribadi
dapat terwujud di lingkungan kerja organisasi Islam.
PENUTUP
Bekerja dengan Lima-R perlu
dibudayakan dalam organisasi Islam, agar Pengurus dan anggota terbiasa dengan
cara kerja yang memperhatikan:
- Keringkasan (simple) dalam menyusun barang-barang maupun sistim kerja.
- Kerapian dalam menata ruangan, meja, kursi, file, dokumen, arsip, alat-alat kantor, inventaris dan lain sebagainya.
- Kebersihan kantor sekretariat, ruangan, lingkungan kerja, peralatan aktivitas dan lain sebagainya.
- Perawatan dan perbaikan bangunan, barang-barang inventaris, mesin-mesin, peralatan elektronik dan lain sebagainya.
- Kerajinan dalam menjalankan kegiatan sebagaimana tersebut di atas maupun dalam pengertian produktivitas kerja yang tinggi.
Posting Komentar
بسم الله الرحمن الرحيم