Home » » Awal perpecahan dalam SI

Awal perpecahan dalam SI

Written By Syarikat Islam Indonesia (SMD) on Sabtu, 26 Januari 2013 | 00.26

Malapetaka ini bermula dengan hadirnya dua orang belanda yang bernama Hendricus Yosephus Fransiscus Marie Sneevliet dan Adolf Baars yang datang ke Indonesia pada tahun 1913. pada mulanya ia bekerja sebagai pimpinan redaksi Handelsblad Surabaya selama dua bulan, kemudian menjadi sekretaris Kamar Dagang Semarang  pada tahun yang sama. Keduanya adalah kader-kader komunis yang telah dididik di negri Rusia, kemudian mendirikan ISDV (Indische Siciaal Demokratisce Vereniging) pada tahun 1914 di semarang, yang meruakan partai sosialis kemudian berkembang menjadi partai komunis terutama setelah berhasilnya revolusi Rusia pada tahun 1917.

            Menurut analisa tokoh-tokoh SI, munculnya ISDV yang dikembangkan oleh dua orang belanda tersebut merupakan usaha pemerintah belanda untuk menggoncangkan kestabilan SI, sekaligus memecah belah dari dalam tubuh SI. Karena pemerintah memang khawatir dengan semakin kuatnya posisi SI ini. Usaha Snevliet berhasil setelah mampu mempengaruhi pimpinan SI semarang  yang waktu itu di pimpin oleh Semaun, Alimin dan Darsono dengan masuknya mereka kedalam ISDV. Kegiatan mereka senantiasa menciptakan kekeruhan dan pertentangan dalam tubuh SI, terutama menyebabkan fitnah keji terhadap pribadi pimpinan SI, kemudian setelah merasa posisi mereka kuat, mereka mendirikan partai komunis India pada tanggal 23 Mei 1920, yang merupakan transformasi dari ISDV. Tindakan mereka semacam itu tercium oleh pimpinan SI. Dalam suatu kongres pada tahun 1921, mereka dikeluarkan dari keanggotaan SI, ini merupakan akibat dicanangkannya ”disiplin Partai” dimana dinyatakan bahwa anggota SI tidak diperkenankan merangkap menjadi anggota kelompok atau partai lain.

            Setelah mereka keluar dari SI, mereka semakin giat melakukan propaganda dalam usaha memasyarakatkan fahamnya. Bahkan tidak sekedar proaganda, mereka juga melakukan move-move yang bersifat ”Physic”. Puncak peristiwa adalah ketika mereka memproklamirkan berdirinya partai Komunis indonesia (PKI), kemudian mengadakan pemberontakan di daerah Jawa Tengah dan Sumatra Barat pada tahun 1926. kelompok ini lebih dikenal dengan sebutan ”SI” merah (Sosialis Indonesia).

            Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1927, Soekarno yang sebelumnya diharapkan jadi kader SI militan, ternyata menyimpang atau bertentangan faham dengan HOS Cokroaminoto mengenai dasar dan tujuan perjuangan. Soekarno berpendapat bahwa hanya faham kebangsaanlah, bukan agama yang dapat mempersatukan bangsa indonesia dalam memersatukan langkah menghadapi kolonial Belanda. Kemudian ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berdasarkan Nasional Sekuler.

by. Kholil
Share this article :

Posting Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

POSTINGAN TERBARU