Home » » Lahirnya Sikap Hijrah SI

Lahirnya Sikap Hijrah SI

Written By Syarikat Islam Indonesia (SMD) on Sabtu, 26 Januari 2013 | 03.29

Hijrah sebagai suatu sikap poltik SI yang dilancarkan untuk pertama kalinya pada tahun 1923, sebagai akibat ketidakercayaan partai terhadap pemerintah kolonial, dan keyakinan pimpinan partai bahwa kerjasama dengan pihak pemerintah kolonial (kafir) hanya akan menimbulkan kerugian dunia akhirat dan mengakibatkan tergelincirnya partai lebih jauh dari tujuan yang sebenarnya.
 
            Hijrah adalah strategi ilahi, yang telah ditetapkan menjadi satu-satunya pola perjuangan para Rasul-Nya dalam mengemban risalah menegakkan Dienul Haq atas Dien-dien lainnya. Termasuk Muhammad SAW. Pola perjuangannya adalah Hijrah, tegasnya : Iman, Hijrah, Jihad.

            Pimpinan SI menyadari benar bahwa perjuangan menegakkan Islam adalah Ibadah, oleh karenanya pelaksanaannya harus mengikuti cara yang telah dicontohkan oleh Rasul SAW. Apapun resiko yang harus dihadapi, tidak boleh membuat cara sendiri. Inilah kiranya motivasi yang melatarbelakangi ditetapkannya sikap Hijrah sebagai garis politik yang resmi dari SI. Ditambah dengan kondisi yang ikut mendorong untuk mengambil sikap tegas semacam ini, dimana pada saat itu semakin jelas bahwa pihak pemerintah Belanda dengan Volksraadnya (Dewan Rakyat) bukan memberi keuntungan terhadap perjuangan SI, justru sebaliknya mereka berusaha mengikat dan meringkus dengan halus tokoh-tokoh SI agar tunduk dan patuh terhadap segala kehendak mereka (Pemerinah Kolonial), tanpa membantah apalagi mengahalanginya. Juga dengan menyimpangnya Semaun Cs dan Soekarno dari garis Islam dengan membentuk PKI dan PNI, yang keduanya sangat menetang Islam yang telah menjadi dasar perjuangan SI, inipun merupakan faktor yang mendorong untuk mengambil sikap Hijrah dengan lebih tegas lagi terutama terlihat dari langkah-langkah partai yang semakin menampakkan permusuhan terhadap pemerintah Belanda pada tahun 1930 yang telah berubah nama menjadi Partai  Syarikat Islam Indonesia (PSII).

            Tahun 1933 mencatat sesuatu penyelesaian struktur partai, juga dasar perjuangan partai yang dihasilkan pada tahun itu dianggap sesuatu yang telah sempurna. Para pemimpinnya, terutama dengan figur HOS Cokroaminoto dibantu oleh SM Kartosuwiryo sebagai sekretaris pribadinya, berusaha mewarnai lembaga PSII ini dengan warna Islam saja, tanpa ada warna-warna lainnya. Ini bisa dilihat dari dasar dan strategi partai yang Islami.

by. Kholil
Share this article :

Posting Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

POSTINGAN TERBARU