Home » » KEMBALI KEPADA SUNNAH (bagian kedua)

KEMBALI KEPADA SUNNAH (bagian kedua)

Written By Syarikat Islam Indonesia (SMD) on Senin, 28 Januari 2013 | 18.16

SUNNAH dalam arti; Cara (Methode) Yang Diadakan: Sabda Nabi

”barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang baik.....
Dan barang siapa mengada-adakan suatu cara yang jelek........

        Orang yang menetapi SUNNAH, mesti akan mengikuti cara apapun yang datangnya dari Rasululloh. Cara berAqidah, cara berIbadah, berMuamalah, cara berJuang, cara sholat dsb wajib mengikuti tata cara yang ditempuh oleh Rasululloh SAW. Pantang melakukan yang tidak sesuai dengan uswah beliau SAW.

      Orang yang mengaku menetapi SUNNAH, tetapi tidak mengikuti jejak Rosululloh, berarti ia telah mengada-adakan cara yang jelek (bid’ah), terlebih bid’ah dalam ibadah, sebagai contoh tentang praktek Sholat yang mestinya diawali dengan takbir kemudian diakhiri dengan salam, kemudian praktek Sholat tersebut diganti dengan cara baru yaitu ruku’ dulu atau salam dulu lau kemudian diakhiri dengan takbir, ini artinya mengada-ada yang tidak sesuai dengan contoh Rasululloh. Praktek sholat yang demikian hukumnya tidak syah, karena praktek Sholat yang syah adalah harus tertib sebagaimana telah diatur dalam bab Sholat.

      Demikian pula dalam mempraktekan Rukun Islam yang lima, inipun harus tertib sebagaimana yang disabdakan oleh Rasululloh SAW. Diawali dari SYAHADAT, SHOLAT, ZAKAT, SHOUM dan HAJI. Salah mempraktekan rukun Islam berarti ia telah mengada-ada atau dengan kata lain bid’ah. 

” dari ibnu Abbas ra. Berkata: ” Rasululloh SAW. Bersabda :” Alloh enggan akan menerima amal perbuatan orang ahli bid’ah, sehingga ia akan meninggalkan bid’ahnya”. (HR. Ibnu Majah)

SUNNAH dalam arti; Jalan Yang Telah Dilalui:

       Suatu perjalanan Rasululloh dari awal Risalahnya dengan segala pengamalan wahyu Alloh (al-Qur’an) secara sempurna sampai akhir hayatnya. Perjalanan yang telah dilalui oleh Rasul adalah suatu perjalanan yang lengkap, pendek kata, Rasululloh telah menjadikan Qur’an sebagai akhlak semasa hidupnya. Seperti yang dikatakan A’isyah dalam Hadistnya: 

”Bahwa akhlaq rasululloh adalah al-Qur’an”

      Perjalanan beliau dimulai dengan da’wah siir maupun jahr, dengan segala rintangan-rintangan yang dihadapinya sampai rasululloh SAW. Hijrah ke Habsy dan ke Yastrib, kemudian beliau Jihad membangun sebuah nilai kemenangan terhadap musuh-musuhnya sampai MERDEKA-nya Mekah ditangan kaum Muslimin.
       Inilah jalan yang dilalui dalam perjuangannya dan berakhir dengan kemenangan dipihak Rasululloh. Alloh SWT berfirman :

orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Q.S. at-Taubah (9:20)

         Rasululloh bersabda : dari Aisyah ra.

”Aku melaknat mereka dan Allohpun melaknatnya......
Kepada siapa yang meninggalakan SUNNAHKU”
(HR. Thirmidzi)

       Rasululloh telah meletakkan dasar-dasar perjuangan yang harus dilalui oleh setiap pejuang Islam. Dengan langkah Iman yang diteruskan dengan adanya langkah HIJRAH (Transpormasi lembaga Daulah) kemudian dilanjutkan dengan JIHAD dan seterusnya.

         Adakah perjuangan politik Islam dewasa ini telah mengalami kegagalan disebabkan faktor tersebut???.

SUNNAH dalam arti ; Kejadian yang terulang kembali. Firman Alloh SWT: 

”Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).Q.S.ali Imran(3):137

            Dari ayat diatas, maka makna SUNNAH adalah:

            Terulangnya suatu peristiwa yang dialami para Nabi dan rasul terdahulu, kemudian terulang kembali peristiwa tersebut pada masa tertentu yang akan datang dengan Idzin Alloh atau setelah memenuhi persyaratan-persyaratan SUNNAH.
 
             SAUDARAKU....!

            Kontek persoalan yang sedang dihadapi kita dewasa ini, berkisar bagaimana meletakkan dasar Islam dalam methode perjuangan?. Yang ada hanya perpecahan bukan persatuan dan kesatuan. Kembali kepada SUNNAH yang pernah ditempuh oleh Rasululloh dan para Khalifah yang lurus dalam petunjuk adalah satu-satunya jaminan terhindar dari perpecahan, menuju kepada kesatuan hati, kesatuan pandang dan tujuan.

@kholil
Share this article :

Posting Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

POSTINGAN TERBARU